Skip to main content

Disuruh Belanja Ke Warung

Oleh: Adhy SuryadiPada: Desember 31, 2019

Disuruh Belanja Ke Warung

"Toy... bantuin emak nih...." kata emak dari dapur.

"Iya... sebentar mak...." jawab Otoy dari dalam kamar. Kemudian terlihat Otoy ke luar kamar sambil membetulkan kancing bajunya. Sepertinya Otoy baru selesai mandi kemudian memakai baju.

"Ada apa mak?" tanya Otoy sesampainya di dapur.

"Ini bantuin emak beli bumbu sama kopi gih ke warung bi Tuti." kata emak sambil nengok ke arah Otoy. Emak tampak sibuk memasak untuk makan pagi.

"Beliin bawang merah seperempat, garam satu bungkus, terasi tiga bungkus, gula merah dua biji." kata emak sambil merogoh saku dasternya kemudian memberikan selembar uang dua puluh ribu pada Otoy.

"Eh... tambahin tiga bungkus kopi buat abah Toy." kata emak kemudian. Otoy manggut-manggut sambil mulutnya komat-kamit, mungkin sedang menghafalkan belanjaan yang disuruh emak.

"Enggak dicatat Toy? Nanti lupa...." ujar emak sambil melirik ke arah Otoy.

"Gak usah mak, sudah Otoy hafalin." jawab Otoy sambil buru-buru pergi.

Karena ban sepedanya bocor, Otoy terpaksa jalan kaki. Warung bi Tuti agak jauh dari rumah Otoy, tapi itu satu-satunya warung yang terdekat.

"Embeeekkkk..." tiba-tiba di belakang Otoy terdengar suara si Surti. Sontak Otoy terkejut mendengarnya, dilihatnya si Surti mengikutinya.

"Duh bikin kaget aja kamu Sur..." seru Otoy sambil terus melangkahkan kakinya. Sekarang si Surti selalu mengikuti ke mana pun Otoy pergi.

Di pos ronda depan gang di pinggir jalan desa, tampak Ayut, Acil, dan Bogel tengah asik berbincang.

"Eh... Toy mau ke mana?" tanya Ayut ketika melihat Otoy berjalan melewati pos ronda sambil diikuti si Surti.

"Iya nih, kita nungguin dari tadi." timpal Bogel.

"Sebentar... aku mau ke warung dulu." jawab Otoy sambil terus berlalu.

"Woi... jadi gak nanti siang ngangon si Surti di lapangan?" tanya Acil sambil agak berteriak karena jarak si Otoy sudah agak jauh.

"Iya... jadi." jawab si Otoy sambil ngacungin jempol kanannya.

Otoy terus berjalan diikuti si Surti, sekarang jalannya agak tergesa-gesa karena tahu teman-temannya sudah menunggunya. Tiba-tiba kaki Otoy kesandung batu, akibatnya tubuhnya jatuh terjerembab ke depan.

"Duk... kedebuk... gubraaakk!"

"Aduh...!" teriak si Otoy meringis kesakitan sambil memegang lututnya yang lecet dan berdarah.

"Embbeeekkkk..."

"Kamu Sur... bukannya nolongin, malah embek-embek." si Otoy ketus sambil mulutnya monyong-moyong. Kemudian si Otoy berdiri dan berjalan terpincang-pincang.

Di warung tampak bi Tuti tengah membereskan dagangannya. Melihat Otoy jalan terpincang-picang, bi Tuti langsung menghampirinya.

"Kenapa lutut kamu Toy?" tanyanya melihat lutut Otoy berdarah.

"Itu bi... tadi Otoy kesandung di sana." jawab Otoy sambil menunjukan tempat di mana dia jatuh.

"Oh... sebentar bibi ambilkan obat merah ya...." kata bi Tuti sambil masuk ke warungnya.

"Kamu ke sini mau beli apa Toy?" tanya bi Tuti sambil mengoleskan obat merah ke lutut Otoy.

"Aduuhh... bi perih..." teriak Otoy sambil meringis.

"Anu... emak tadi nyuruh beli bawang... eh... gula... eh... apa ya... duh Otoy jadi lupa bi." kata Otoy sambil garuk-garuk kepala.

"Apa tadi gak dicatat dulu Toy?" tanya bi Tuti lagi.

"Enggak bi... tadi sih Otoy masih ingat."

Otoy... Otoy... betulkan tadi kata Emak surut dicatat dulu... wkwkwk....

"Embeeekkkk...." si Surti ikut menimpali.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar