Kaya Mendadak
Pada: Desember 25, 2019

"Asalamualaikum... tok... tok... tok...." terdengar seseorang mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah.
"Waalaikumsalam... sebentar...." jawab Otoy sambil bergegas menuju pintu. Ketika pintu dibuka tampak seorang bapak-bapak dengan setelan jas rapih dengan sepatu pantopel tengah berdiri di depan pintu.
Bapak itu juga terlihat menenteng sebuah koper hitam dan mengenakan kacamata hitam.
"Iya... mau ke siapa ya?" tanya Otoy terheran-heran.
"Tidak biasanya ada tamu ke rumah...." pikirnya dalam hati.
"Ma'af mengganggu, apa benar ini rumah sodara Muhamad Kasih?" bapak itu malah balik bertanya, namun dengan nada sopan.
"Iy... iya... saya sendiri Muhamad Kasih... " jawab Otoy gugup.
"Itu nama asli saya... tapi teman-teman saya memanggil saya Otoy... hehehe...." jelas Otoy sambil garuk-garuk kepala dan cengar-cengir gak jelas.
"Ada apa ya pak cari-cari saya?" tanyanya lagi penasaran.
"Begini sodara Otoy... eh sodara Muhamad Kasih...." bapak itu mulai menjelaskan kedatangannya.
"Saya ini seorang pengacara dan saya mendapat amanat untuk menyampaikan sesuatu." lanjut dia sambil sesekali menyeka keningnya karena berkeringat. Memang udara siang itu sangat panas.
"Kebetulan beberapa waktu yang lalu pak Budiman telah wafat dan beliau telah membuat sebuah wasiat." terang bapak itu panjang lebar. Otoy hanya manggut-manggut saja.
"Siapa pak Budiman...." pikirnya dalam hati.
"Beliau telah mewariskan semua hartanya kepada sodara." terang bapak itu sambil menyodorkan koper yang dari tadi ditengtengnya.
"Di koper ini ada cek senilai 20 miliar... silahkan diterima... " lanjutnya kemudian.
"Tap... tapi... saya tidak...."
"Gak usah takut... terima saja...." bapak itu memotong perkataan Otoy yang tampak gugup.
'Iy... iya pak... wow 20 miliar... mimpi apa aku semalam...." gumam Otoy gak jelas.
Setelah menyerahkan koper, bapak itu membalikan badan dan berpamitan pulang. Otoy hanya diam terpaku dan melongo, tidak percaya apa yang barusan terjadi.
Rumah Otoy kini sudah bagus, dan paling bagus di kampung itu. Di depan rumah tampak sebuah mobil mersi keluaran terbaru berwarna hitam.
Siang itu Otoy terlihat rapih mengenakan batik. Rambutnya di sisir rapih belah sisi.
"Mak... Otoy pergi dulu, mau jalan-jalan...." serunya pada emaknya yang tengah berada di dapur.
"Iya Toy... hati-hati...." jawab emak.
Otoy melangkahkan kakinya ke luar rumah, tampak seorang sopir telah bersiap membukakan pintu mobil untuknya.
"Yut... anter saya jalan-jalan ya... " kata Otoy kepada sopirnya Ayut. Setelah Otoy menjadi orang kaya, kini Ayut bekerja sama Otoy sebagai sopirnya.
"Siap... bos...." jawab Ayut.
"Jangan ngebut-ngebut ya jalannya...." kata Otoy kemudian, karena dia tahu kalau Ayut suka ngebut.
Mobil melaju perlahan ke luar pekarangan masuk ke jalan desa yang kini sudah diaspal sumbangan dari Otoy. Otoy tampak menikmati perjalanannya.
Tapi tiba-tiba di jalan tengah perawahan ada gerobak sapi nyelonong ke tengah jalan. Ayut terkejut, dia banting stir ke kiri. Karena kaget, bukan rem yang diinjak tapi malah digas.
Mobil loncat ke pesawahan dan Otoy terpental jatuh ke tengah sawah, bajunya basah semua.
Tiba-tiba Otoy mendengar suara emak.
"Otooooyyy.... baanguunn...!"
Otoy mengucek-ngucek matanya lalu membuka matanya. Tampak emak berdiri di depannya sambil menenteng ember. Baju Otoy basah semua.
Ternyata Otoy disiram emak karena gak bangun-bangun. Wkwkwk...
Hanya mimpi jadi orang kaya mendadak... Otoy... Otoy....