Kenangan Yang Kembali
Pada: Desember 30, 2019

Saat ini sudah masuk musim penghujan, jadi rumput-rumput di lapangan sudah mulai tumbuh dan hijau kembali. Oleh karena itu abah ngasih hadiah domba pada Otoy, karena mudah ngasih makannya tinggal dilepasin di lapangan.
Pagi hari itu tampak abah dan Otoy tengah sibuk membersihkan kandang si Surti yang letaknya di belakang rumah mereka.
"Toy... kotoran sama sisa makanannya bersihkan setiap hari dan buang ke lobang yang sudah abah buatin itu ya...." kata abah ngasih petunjuk cara membersihkan kandang domba.
"Otoy harus rawat si Surti baik-baik, biar sehat dan nanti banyak anaknya." kata abah kemudian sambil menengok ke arah Otoy.
Otoy tampak mengangguk-angguk sambil menyapukan kotoran si Surti, mengumpulkannya kemudian membuangnya ke lobang yang sudah disiapkan abah.
"Bah emang nanti si Surti bisa beranak ya? Kan gak ada bapaknya?" tanya Otoy kemudian.
"Oh... bukan begitu... nanti kalau sudah waktunya, abah akan minta wa haji Saud untuk mengawinkannya."/p>
"Oh... nanti si Surti akan dikawin sama wa haji?"
"Hehehe... bukan begitu, nanti dikawinkan sama dombanya wa haji." terang abah sambil tersenyum mendengar pertanyaan anaknya.
"Oh... begitu..."
Setelah beres membersihkan kandang, tampak keduanya masuk ke rumah.
Siang itu si Otoy tampak menuntun si Surti ke lapangan desa, rumput di lapangan desa sudah hijau kembali dan cukup tebal. Setelah sampai di lapangan, si Surti dilepas kemudian berlari ke tengah lapang dan mulai merumput.
"Makan yang banyak ya Surti, biar cepat besar!" teriak si Otoy dari pinggir lapang.
"Embeeeeekk...." jawab si Surti seolah mengerti ucapan si Otoy.
Kemudian si Otoy berjalan ke arah pohon kitri (pohon kelapa yang masih kecil) untuk berteduh. Memang siang itu udara cukup panas, tampak matahari cukup terik memancarkan sinarnya. Biasanya sore harinya baru turun hujan.
Kemudian Otoy duduk di bawah kitri dengan menyenderkan punggungnya. Tangan kanannya memegang topi lalu dikipas-kipas ke arah badannya. Angin meniup sepoi-sepoi dari arah selatan membuat Otoy menguap beberapa kali. Tidak berapa lama kemudian, Otoy sudah tertidur pulas.
Dari kejauhan tampak Surti mengayuh sepedanya ke arahnya, kemudian berhenti di depannya.
Nama aslinya Surtinah, tapi teman-temannya memanggilnya Surti. Wajahnya manis, rambutnya keriting kecil panjang sebahu. Surti adalah anaknya pak Sudro, seorang TNI yang ditugaskan di kampung sebagai babinsa.
"Dari mana kamu Sur?" tanya Otoy begitu Surti berada di depannya.
"Dari warung bi Tuti beli roti sama susu buat si Lusi." jawab Surti sambil menunjukan bungkusan yang dibawanya. Si Lusi adalah kucing anggora kesayangan Surti, berbulu lebat berwarna oranye. Kesukaannya makan roti dan minum susu.
"Main ke rumahku yuk Toy." ajak Surti pada Otoy.
"Ayo... tapi bonceng aku ya."
"Oke..."
Kemudian Otoy duduk diboncengan sepedanya Surti lalu keduanya pergi ke rumah Surti.
Di sebuah turunan, sepeda Surti oleng karena tidak biasa boncengan. Jalan pun rusak karena hujan dan memang jalan desa belum di aspal. Ban sepedanya menginjak batu besar, lalu keduanya terguling. Otoy yang berada di boncengan terpental ke tengah jalan, jatuh terduduk pas di atas batu.
"Aduuhhh...." keduanya berteriak sambil meringis kesakitan. Otoy memegang pantatnya yang terasa sakit karena jatuh di atas batu.
Antara sadar dan tidak, Otoy membuka matanya dan melihat wajah Surti ada di depannya, tapi terbalik.
"Embeeekkk...."
Ah... ternyata wajah si Surti, domba punyanya si Otoy. Rupanya si Surti menanduk pantatnya si Otoy yang tertidur lelap sambil nungging.
"Ah... ternyata kamu Sur...." kata si Otoy setelah tersadar sambil memegangi pantatnya yang masih terasa linu.
"Embeeekkkkk...."
Ternyata Otoy mimpi ketemu Surti yang sekarang sudah pindah ke kota setelah lulus SD.
Otoy... Otoy....