Namanya Si Surti
Pada: Desember 28, 2019

Hari ini wajah si Otoy berseri-seri karena hari ini abah akan ngasih hadiah ke Otoy. Namun sampai saat ini abah belum menyebutkan apa hadiahnya, tentu saja ini membuat Otoy semakin penasaran.
Sambil menemani abahnya minum kopi di teras rumah, Otoy gak sabar untuk mengetahui hadiah yang akan diberikan abah.
"Bah... hadiahnya apa sih? Otoy jadi penasaran nih...." tanyanya sambil garuk-garuk kepala.
"Sabar kenapa Toy, nanti juga dikasih tahu...." kata emak yang datang dari dapur membawa sepiring goreng singkong kesukaan Abah.
Abah hanya tersenyum sambil mengambil sepotong goreng singkong yang disodorkan emak.
"Iya Toy sabar... kalau disebutin sekarang bukan kejutan dong...."
"Setelah kopinya habis... kita berangkat ya...." lanjut abah sambil nyeruput kopi yang sudah mau habis.
"Asiikkk..." seru Otoy sambil cengar-cengir.
Setelah kopinya habis, abah berdiri kemudian mengajak Otoy pergi.
"Yuk Toy kita pergi."
"Mak... abah sama Otoy pergi dulu ya..."
"Asalamualaium...." kata abah, pamitan sama emak.
"Waalaikum salam...." jawab emak yang berdiri di teras menatap keduanya pergi. Dia hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah Otoy jalan jingkrak-jingkrak sambil gandeng tangan abahnya.
Abah dan Otoy berjalan di jalan desa. Sepanjang jalan orang-orang menyapanya karena melihat Otoy berjalan sama abahnya.
"Wah Otoy gembira banget... abahnya pulang ya Toy..." seru mang Ujang dari depan rumahnya.
"Iya mang..." abah yang menjawab sambil tersenyum.
Setelah mereka berada di depan rumah wa haji Saud, abah membelokan arah langkahnya masuk ke pekarangan rumah wa haji.
"Wah... abah ke wa haji mau apa ya...." batin Otoy.
"Asalamualaikum... tok... tok... tok...." abah mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah wa haji.
"Waalaikumsalam..." tampak seseorang menjawab salam dari dalam rumah sambil membukakan pintu. Ternyata wa haji yang keluar rumah.
"Wah ada nak Husin... kapan datang?"
"Silahkan... silahkan duduk..." kata wa haji mempersilahkan duduk pada abah dan Otoy yang baru datang.
"Kemarin wa... alhamdulillah dikasih cuti sama bos, jadi bisa pulang." jawab abah sambil duduk di kursi.
"Wah... pantesan Otoy tampak seneng."
"Eh ada apa ke sini nak Husin?" tanya wa haji kemudian.
"Ini wa... pertama saya mau minta ma'af. Kata emaknya kemarin Otoy habis ngunduh mangga wa haji." kata abah sambil nengok ke arah Otoy. Yang dilihatin malah cegar-cengir.
"Oh itu... gak apa-apa... kan namanya juga anak-anak."
"Kebetulan mangganya sudah banyak yang masak, jadi kebetulan uwa gak usah nyuruh orang buat ngunduhnya." terang wa haji.
"Oh... begitu ya..." abah manggut-manggut.
"Begini wa... saya ingin ngasih hadiah ke Otoy. Sudah lama sih Otoy ingin sesuatu, nah sekarang ada rezekinya."
"Apakah wa haji punya domba yang mau dijual?" tanya abah kemudian.
Mendengar hal itu Otoy langsung berdiri setengah gak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.
"Abah mau kasih Otoy domba? Alhamdulillah..." seru Otoy sambil matanya berkaca-kaca, kemudian memeluk abahnya.
Otoy memang sudah lama ingin memelihara domba, namun abah belum bisa membelinya karena harga domba mahal.
"Oh... kebetulan ada tuh yang sudah besar, ada 3 ekor." terang wa haji.
"Mau beli berapa?"
"Satu aja wa, kalau ada yang betina biar beranak." jawab abah.
"Oh... ada. Yuk lihat ke belakang." kata wa haji sambil bangkit dari kursinya.
"Ya Allah terima kasih, Otoy dibeliin domba sama abah." kata Otoy dalam hati.
Sudah tidak sabar Otoy mau ngasih tahu teman-temannya bahwa sekarang dia sudah memiliki seekor domba. Sorenya Otoy tampak tengah menuntun dombanya menuju pos ronda di depan gang di pinggir jalan desa, tempat dia berkumpul sama teman-temannya.
Setibanya di pos ronda, tampak Ayut, Acil, dan Bogel sudah ada di sana tengah asik berbincang-bincang.
"Nah ini dia yang lagi kita bicarakan datang..." seru Ayut ketika melihat Otoy tiba di pos ronda.
"Domba siapa itu Toy?" tanya Bogel. Mereka tampak heran melihat Otoy menuntun domba. Setahu mereka Otoy tidak memiliki domba.
"Ya... dombaku lah... hadiah dari abah." kata Otoy sambil membusungkan dadanya.
"Wah... hebat abah kamu, ngasih hadiah domba." puji Acil sambil mengacungkan jempol.
"Jantan apa betina Toy?" tanya Bogel sambil melihat pantat domba.
"Betina... kata abah biar nanti jadi banyak."
"Namanya siapa Toy?" tanya Bogel.
"Emang domba harus punya nama ya?" tanya Otoy sambil mengerutkan keningnya.
"Biar hewan, harus punya nama... begitu kata bapakku Toy..." sahut Bogel menerangkan.
"Namanya siapa ya? Bantu aku dong..." kata Otoy pada ketiga temannya. Tampak keempatnya berpikir buat kasih nama domba Otoy.
"Nah... kalau Surti bagaimana?" tiba-tiba Otoy berkata sambil ngacungkan telunjuknya.
"Nah... boleh tuh. Biar kita inget terus sama si Surti." kata Ayut menyetujui. Dan tampak yang lainnya juga setuju.
Surti adalah teman kecil mereka. Namun ketika sudah tamat SD, Surti harus pindah ke kota mengikuti bapaknya karena pindah tugas. Bapak Surti adalah seorang TNI yang bertugas di desa waktu itu.
"Nah... sekarang nama kamu Surti ya domba..." kata Otoy pada dombanya.
"Embeeeeeeekkk...." jawab domba eh Surti.
Kemudian serempak keempatnya tertawa....