Skip to main content

Pohon Mangga Wa Haji Saud

Oleh: Adhy SuryadiPada: Desember 24, 2019

Pohon Mangga Wa Haji Saud

Wa Haji Saud adalah sesepuh kampung yang dihormati. Orangnya baik dan tidak pelit. Rumahnya besar dan pekarangannya luas, banyak pohon buah ditanam di situ.

Siang itu tampak Wa Haji tengah asik membaca koran ditemani secangkir kopi. Udara panas siang hari membuat gerah siapa saja, termasuk Wa Haji yang tampak mengenakan kaos singlet dan sarung saja.

Dari kejauhan tampak si Otoy tengah melangkah gontai, mungkin karena gerah kepanasan. Tumben dia tidak bersama ketiga temannya, biasanya mereka tidak terpisahkan.

"Ayut, Acil, Bogel pada kemana ya?" tanyanya dalam hati, sambil garuk-garuk kepala. Kemudian dia tampak kibas-kibaskan kaos oblong yang dikenakannya, sesekali tampak menyeka keringat di keningnya dengan sarung yang diselendangkan di pundaknya.

"Panas banget hari ini ya... " gumamnya sambil sesekali kepalanya celingak-celinguk gak jelas.

Sesaat setelah tiba di depan rumah Wa Haji, dia menghentikan langkahnya dan kepalanya ke arah samping rumah Wa Haji.

Di sana tampak sebuah pohon mangga yang sedang berbuah lebat, tampak beberapa buah sudah menguning pertanda sudah tua.

Si Otoy tampak menelan ludahnya.

"Duh kayaknya seger banget kalau panas-panas gini makan mangga..." gumamnya lagi sambil cengar-cengir.

"Asalamualaikum... Wa Haji... " seru Otoy ke Wa Haji yang sedang berada di teras rumah. Tampak Wa Haji menghentikan kegiatannya membaca koran. Matanya tertuju ke si Otoy yang sudah berdiri di depan rumah sambil cengar-cengir gak jelas.

"Waalaikum salam Toy..." jawabnya.

"Ada apa Toy?" tanyanya kemudian.

"Anu... Wa...." jawab Otoy gak jelas sambil cengar-cengir.

"Anu apa Toy?"

"Anu Wa... boleh saya minta mangganya?"

"Oh... minta mangga... boleh asal ambil yang sudah tua ya" kata Wa Haji sambil kemudian meneruskan membaca korannya.

"Asiikk... makasih Wa..." seru Otoy sambil berlari ke samping rumah. Wa Haji tampak geleng-geleng kepala saja melihat tingkah si Otoy.

★★★★★

Setengah jam sudah berlalu.

"Tumben si Otoy gak pamit setelah ngambil mangga..." kata Wa Haji dalam hati.

"Apa belum turun ya..."

"Ngapain aja tuh anak..." sambil melangkahkan kakinya ke samping rumahnya.

"Astagfirulloh... Otooooyyy...!" serunya kaget setelah melihat apa yang terjadi. Tampak sebuah sarung diikat bawahnya dan digantung di dahan pohon dan tampak penuh dengan mangga.

"Itu apa dalam sarung?"

"Mangga Wa... kan tadi Wa bilang ambil saja yang sudah tua..." jawab Otoy dari atas pohon.

"Iya... tapi bukan yang tua semuanya Otoooyyy...!" teriak Wa Haji dari bawah pohon.

Wkwkwk... rupanya si Otoy ngambil semua mangga yang sudah tua dan pakai sarung untuk wadahnya.

Otoy... Otoy... itu mah bukan minta, tapi panen wkwkwk....

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar