Skip to main content

Pertemuan Goyang Duyu

Oleh: Adhy SuryadiPada: April 12, 2023

Pertemuan Goyang Duyu

Namaku Safitri Anggraeni, namun orang-orang di sekitarku memanggilku Fitri. Usiaku saat ini menginjak 25 tahun, namun di usiaku yang beranjak dewasa ini masih sebagai wanita single.

Aku termasuk seorang wanita pekerja keras, mungkin karena itu sampai saat ini belum kepikiran untuk menjalin hubungan yang serius. Dan saat ini aku benar-benar tidak mempunyai pasangan atau pacar.

Aku bekerja sebagai kepala staff HRD di salah satu perusahaan yang cukup bonafit di kotaku. Namun sebenarnya bukan karena kesibukan bekerja yang membuatku tidak berusaha mencari pasangan, namun ada sebab lain yang saat ini lebih kuprioritaskan.

Pagi itu seperti biasa aku buat sarapan sendiri sebelum berangkat kerja. Ya... untuk urusan makan, aku tidak mengandalkan asisten rumah tanggaku, karena kupikir mereka sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya membereskan rumahku. Kadang aku juga makan di luar, jadi sayang kalau di rumah dimasakin oleh asisten.

"Jum... besok aku ada meeting, jadi tolong siapkan baju yang biasa aku pakai buat meeting ya...," kataku di sela-sela mengunyah pancake, saat itu Jumariah asisten rumah tanggaku tengah membereskan ruang makan. Jumariah sebenarnya usianya di bawahku, 22 tahun kalau gak salah. Namun dia sudah menikah dan sudah mempunyai seorang anak yang ditinggalkannya di kampung bersama suaminya untuk bekerja di kota.

"Yang mana non? Oh yang warna pink itu ya? Dari kemarin juga sudah Jum siapin kok, sudah disetrika rapih pula," jawabnya sambil menghentikan sapu-sapunya, kemudian dia mendekatiku.

"Eh non... kemarin ada mas Fikram lho datang lagi ke sini, nanyain non Fitri lho..." kata Jumariah.

"Halah... kalau dia datang, jangan ditanggepin dong Jum, gimana sih kamu," jawabku ketus. Sampai saat ini Fikram terus mendekatiku meskipun sudah kutolak mentah-mentah. Dia adalah seorang pemilik sebuah restoran yang cukup terkenal di kotaku.

"Habis mas Fikram ganteng sih non, jadi sayangkan kalau dianggurin..."

"Hus... kamu itu, inget anak sama suami tuh..." potongku sambil moyong-moyong.

"Udah ah... kalau diladenin terus, kamu malah tambah ngaco Jum. Aku berangkat kerja dulu ya," kataku sambil bergegas menuju garasi mobil.

"Hihihi... iya non, hati-hati di jalan ya..." jawab Jumariah sambil cengar-cengir.

Kujalankan mobil keluar pekarangan rumah menuju kantorku yang lumayan cukup jauh jaraknya, sekitar 30 menitan jarak antara kantorku dengan tempat tinggalku.

Di perempatan jalan Suripto kuhentikan laju mobilku karena lampu merah sudah menyala. Untuk menghilangkan jenuh menunggu lampu hijau, kunyalakan musik jazz kesukaanku. Seketika kepalaku manggut-manggut mengikuti irama musik.

"Permisi... sedekahnya neng...."

Bersambung....

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar